TERTIPU Undangan Interview di Fake Unilever
- ardybad
- Aug 1, 2019
- 5 min read
Sudah hampir memasuki satu tahun rasanya kepulangan saya ke Indonesia setelah menyelesaikan study dan beberapa project di Seattle. Berbagai lamaran sudah saya tujukan ke berbagai perusahaan mulai dari yang kecil, mengah, hingga perusahaan multinasional. Sebenarnya saya sudah merasa cukup exhausted didepan komputer menulis surat lamaran kerja, memperbaiki curriculum vitae (CV), hingga mengupload dokumen-dokumen demi kebutuhan melamar kerja.
Begitu juga dengan keluarga dekat saya, yang tentunya tahu tentang itu. Beberapa dari mereka juga bantu share beberapa link tentang lowongan kerja baik dari sosial media ataupun dari website - website yang dicopy-paste. Suatu sore, datanglah dua screenshot yang saya terima via Whatsapp (WA). Sebuah lowongan kerja dari Unilever Indonesia, salah satu perusahaan multinasional yang ada di Indonesia. Tanpa pikir panjang saya, dengan polosnya, langsung saja mengirimkan lamaran sesuai dengan petunjuk dan keterangan yang dituliskan di sana. Setelah beberapa hari sejak lamaran dimasukan, datanglah kabar nasib dari lamaran saya itu di inbox email saya di suatu pagi. Notifikasi dari iPhone saya pun menunjukan "Unilever Indonesia - Surat Panggilan Test Interview Calon...". Dengan senang hati saya klik notifikasi itu dan hanya melihat satu thumbnail dokumen berformat .pdf tanpa kalimat pengantar, isi, sambutan atau apapun. Sebenarnya perasaan saya langsung sedikit curiga. Tanpa berlama-lama saya download dan buka lampiran yang ada di email tersebut.

Wow! Suatu undangan yang "kelihatannya" asli! Tapi, pandangan pertama saya tertuju pada kop suratnya. Disini kecurigaan saya makin bertambah. Apa mungkin perusahaan sebesar Unilever punya design kop surat yang gepeng-gepeng kayak gitu? Tapi, saya tetap baca dengan lengkap isi suratnya. Intinya adalah surat panggilan ini dilayangkan pada tanggal 31 Juli 2019 dan acara interview ditetapkan dua hari setelahnya, 2 Agustus 2019.
SAYA CUMA DIBERI WAKTU 2 HARI UNTUK TERBANG KE BALI! Mulai panik lah saya waktu itu. Apakah saya akan dapat tiket dan hotel yang terjangkau dengan waktu pesan yang mendadak seperti itu? Jika melihat jadwal, interview akan diadakan dipagi hari waktu Bali, jadi setidaknya saya sudah harus prepare segalanya setidaknya semalam sebelumnya, yang mana adalah besok, 1 Agustus 2019. Mulailah saya tarik nafas yang cukup dalam untuk menenangkan diri. Lalu saya coba scroll-up lagi dokumen yang sedang saya baca itu.

Dihalaman kedua, semakin galau dan kagetlah saya karena nama saya dengan lengkap tanpa typo tertera disana sebagai salah satu peserta interview yang akan dilakukan di kota Denpasar. Dan sesuai keterangan di lampiran tersebut, saya, sebagai peserta wawancara, diwajibkan melakukan konfirmasi kehadiran melalui pesan SMS dengan format UNILEVER#NAMA#HADIR/TIDAK ke sebuah nomor handphone. Saya pikir saya akan lakukan itu nanti, lalu saya abaikan perintah itu dulu. Lalu dipoin kedua, saya membaca bahwa pemesanan tiket ke Denpasar harus dilakukan dengan perusahaan travel bernama BUANA Tours & Travel, dengan penanggung jawab urusan tiket: Arif Muliawan.
Kecurigaan saya belum muncul sampai disini karena beberapa bulan yang lalu. Saya dan tim startup saya diundang ke mall Kota Kasablanka untuk menghadiri acara Thinkubator. Segala akomodasi termasuk tiket pesawat, hotel, dan makan dibiayai oleh mereka. Kiranya hal yang sama akan saya alami juga; namun, kali ini saya sendiri yang harus melakukan pemesanan melalui BUANA Tours & Travel. HANYA PEMESANAN SAJA.

Tapi, semua prasangaka saya berubah di halaman ketiga. Pada bagian akomodasi dan transportasi, dikatakan kalau peserta wajb menanggung kedua biaya transportasi dan akomodasi, termasuk hotel! dimana ini tidak disebutkan di halaman sebelumnya. Memang sih, iming-imingnya biaya - biaya ini akan diganti oleh perusahaan. Tapi yang benar saja perusahaan sebesar Unilever gak bisa biayain 20 peserta, yang memang kalau benar diundang, yang ada di list. By the way, pengalaman saya selama menjalanin interview sih gak ada tuh perusahaan yang mau biayain orang yang belum jadi karyawan resmi mereka. Tapi gak semua juga orang punya pikiran yang sama kan dengan saya.
Setelah melihat dan coba membaca seluruh dokumen ini berulang - ulang kali, saya akhirnya memutuskan untuk melakukan searching a.k.a googling. Pertama - tama saya melakukan searching mengenai BUANA Tours & Travel. Anehnya tour ini sama sekali tidak ada! Tidak ada website resmi, akun Facebook, Twitter, ataupun Instagram. Begitu juga dengan googling nama sipenanggung jawab ticketing. Yang keluar hanya segerombolan orang yang tidak berkaitan dengan nama yang mirip saja. MULAI BINGUNG SAYA. Usaha terakhir yang coba saya lakukan adalah melakukan copy-paste subject email yang saya terima di email. Ternyata yang keluar adalah berita dari media online yang sudah punya nama di Indonesia. Saya pikir ini cukup relevan dan credible.
Silahkan klik link dibawah ini untuk melihat beritanya. Saya jamin link-link ini aman karena memang dari situs resminya.
Ketiga link diatas memang menyebutkan perusahaan berbeda tapi dengan modus yang sama dan gaya penulisan dan format dokumen yang sangat mirip. Setelah melihat hasil dari link-link ini dan pencarian lainnya, saya kecewa waktu saya terbuang percuma gara-gara hoax ini. Bersyukurnya, saya tidak mudah percaya begitu saja meskipun saya dalam kondisi membutuhkan pekerjaan sebagai lulusan yang baru pulang ke Indonesia dan belum banyak pengalaman di corporate.
Yang semakin buat saya kecewa, heran, dan takut adalah, bagaimana mungkin pelaku hoax ini bisa mendapatkan data pribadi saya?! Dan setelah saya flashback kejadian ini, beginilah awal mulanya.

Saat saya menerima dua screenshot (yang saya jadikan satu) dari WA yang saya ceritakan di awal, saya lalai karena tidak memperhatikan email tujuan ke mana lamaran beserta lampiran lainnya harus dikirimkan. Pada job description tertulis PT Unilever Tbk. Seharusnya penulisan yang benar adalah PT. Unilever Indonesia, Tbk. Bagi saya Unilever, sebagai perusahaan multinasional yang bermarkas di United Kingdom (UK), pasti akan melakukan penulisan apa pun (baik di produk maupun media) dengan sangat professional dan mementingkan brand image dan privasi pelanggannya.
Lain halnya dengan job description di atas. Deskripsi awal memang terlihat baik (mungkin copy-paste) tapi tanda baca pada nama perusahaan hilang. Titik komanya tidak ada! Kemudian deskripsi pada Kelengkapan berkas lamaran:, intelectual digital saya merasakan hal yang tak masuk akal. Bagaimana mungkin kita diharuskan mengirimkan pas foto ukuran 4 x 6 cm via email? yang seharusnya/umumnya adalah requirement berdasarkan resolusi gambar atau ukuran file (contoh: 1080 x 1080 pixle atau < 2MB). Hal serupa harusnya juga berlaku untuk ijazah dan transkrip, termasuk KTP (Kartu Identitas).
Kemudian email lamaran itu sendiri, unilever.indonesia@graduate.org. Adakah kamu bertanya-tanya kenapa domainnya graduate.org? bukan unilever.co.id atau unilever.com? Sialnya, hal ini baru saya sadari ketika lamaran sudah dikirimkan dan untungnya screenshot ini masih saya simpan.

Setelah cukup yakin bahwa terjadi kelalaian yang saya lakukan, saya kembali membuka inbox email. Keyakinan saya bahwa telah ditipu semakin menguat ketika saya melihat alamat email si pengirim ini menggunakan outlook.co.id. Ketika kamu klik link tersebut, makan kamu akan menuju situs Microsoft. Ya! Outlook adalah produk penyedia layanan email dari Microsoft yang sama seperti Google yang punya Gmail (email sejuta umat). Dan it's free!!!
Akhir kata, saya benar-benar bersyukur hanya menjadi korban terbatas sampai hoax saja. Untungnya saya belum menghubungi si penipu BUANA Tours & Travel dan pesan lalu transfer uang ke mereka. Mereka pasti akan hilang dan mengganti nomor handphone serta cepat-cepat menutup rekening bank yang untungnya belum saya akan transfer. Hai kamu para pembaca! ketahuilah bahwa teknik modus ini sudah cukup banyak ditemui di negara mana pun termasuk negara-negara maju. Untuk mempelajari dan menghindari jenis penipuan elektronik semacam ini, silahkan googling tentang topik Phishing.
Phising adalah tindakan atau percobaan pencurian data pribadi (username, password, kartu kredit, PIN, atau kode verifikasi) melalui situs/email/form palsu yang dikirim atau disebar melalui berbagai media elektronik.
Di kasus ini, saya telah terjebak phishing email unilever.indonesia@graduate.org dari screenshot lowongan LinkedIn tadi. Tentunya pemilik akun ini bisa dengan leluasa melakukan kejahatan apapun dengan data pribadi saya dan 19 orang lainnya yang potensial menjadi korban. Tapi, semoga itu tidak terjadi dan semoga saja pihak Unilever yang asli, dan perusahaan besar lainnya yang menjadi korban, menindak hoax ini.
Terima kasih sudah membaca sharing singkat saya. Saya akan share tips-tips menghindari phishing di lain waktu tentunya di blog saya ardybad.com. Tetap waspada dan lindungi diri kamu, keluarga, dan teman-teman yang kamu sayangi dari kejahatan online yang semakin banyak dan pintar.
Lampiran:
Ridiculous facts:
Alamat Unilever terdaftar: Grha Unilever - Jl. BSD Boulevard Barat Green Office Park Kavling 3, BSD City, Tangerang – 15345 BUKAN Jl. Jend Gatot Subroto, Kav, 15, Jakarta 12930 seperti tertulis di kop surat lampiran .pdf
Rozik Boedioro Soetjipto diketahui adalah Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia (Berita Satu, January 2012). BUKAN HRD Recruitment of PT Unilever Indonesia Tbk yang mana penulisan nama legal perusahaannya juga salah. Dan bisa di cek kembali seperti tertulis di kop surat lampiran .pdf halaman pertama.
Commentaires